Oleh :
Rina Susilowati (09301241050)
Ini
merupakan refleksi dari perkuliahan filsafat pada hari Senin, 10 Desember 2012 yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa yang
diajukan untuk dijawab oleh dosen yang bersangkutan.
Yulian
Angga P. : Apakah dalam kehidupan ini mengikuti pola?
Jawaban :
Sebuah pola bukanlah pola bagi orang yang tidak memahaminya. Sebuah
jalan bukanlah jalan bagi orang yang memahaminya. Namun bagi orang yang
memahami dan mempercayai bahwa semua sudah di desain oleh Tuhan sehingga dalam
hidup ini ada polanya, tergantung pikiran dan keyakinan kita.
Rina
Susilowati : Apa hakekat perbedaan dalam
persatuan?
Kapan sesuatu
itu disebut sebagai mimpi?
Jawaban :
Orang itu berbeda dalam segala hal, tapi tetap bisa bersama dalam
beberapa hal. Semua orang dalam kehidupan itu sama, seperti sama-sama makhluk
Tuhan, sama-sama bersikap, sama-sama hidup, dan lain-lain. Namun, tidak ada
manusia di dunia ini yang sama meskipun diciptakan dari sesuatu yang sama.
Dalam filsafat, perbedaan dalam persatuan itu solusinya adalah yang sama itu
apanya dan yang tidak sama itu apanya.
Mimpi itu berarti ingat kembali berdasarkan kualitasnya dan pengalaman
hidupnya. Contoh : rindu sekali, sehingga mimpi bertemu dengan orang yang
dirindukan. Area mimpi bisa dipelajari dalam berfilsafat, ada teorinya.
Ermitasari
: Apakah beda antara sayang dan cinta?
Jawaban :
Sayang dan cinta itu kontekstual dan berdimensi, sama-sama merupakan
intuisi sehingga tidak dapat didefinisikan dan hanya dapat dicirikan atau
diketahui berdasarkan karakteristiknya. Misalnya karakteristik orang yang
sedang jatuh cinta. Orang akan mampu
membedakan antara sayang dan cinta dengan intuisi, pengalamanlah yang akan
mampu mendefinisikannya, yaitu berdasarkan orang-orang di sekitarnya, bagaimana
yang disebut dengan cinta dan bagaimana yang disebut dengan sayang. Jadi,
setiap orang mampu mendefinisikan cinta dan sayang sendiri-sendiri. Contoh : oh
sayangku, oh cintaku itu levelnya sama, yaitu untuk memanggil pacar. Selain
itu, karena cinta itu konstektual, maka nama orang pun terkadang menggunakan
kata cinta, sebab orang member nama itu juga konstektual.
Dwi
Kartikasari : Mengapa yang tidak ada bukan merupakan obyek filsafat?
Jawaban :
Obyek filsafat memang yang ada dan yang mungkin ada. Sedangkan yang
tidak ada itu relatif, tergantung ruang dan waktu. Nah, yang tidak ada pun bisa
dikategorikan menjadi yang mungkin ada sehingga juga merupakan obyek filsafat.
Contoh : kita tidak mengerti apa yang sedang dipegang oleh seseorang, tapi
sesuatu itu bisa jadi mungkin ada.
Nurmanita
Prima R. : Bagaimana hakekat guru matematika yang galak?
Jawaban :
Pertanyaan tersebut diubah menjadi apa ciri-ciri guru yang galak, karena
tidak sesuai jika kata hakekat itu digunakan. Galak merupakan sifat seseorang.
Ciri-cirinya adalah mudah marah, mempunyai toleransi yang kecil, suka
memaksakan kehendak.
Arlian
Bety A. : bagaimana menghadapi orang yang enggan untuk berbagi pengetahuan
kepada orang lain?
Jawaban :
Kita menggunakan komunikasi dengan orang lain, jika yang dihargai tidak
ikhlas, maka berdoa saja. Pelit itu juga berdimensi. Menurut saya, dalam hal
ilmu itu murah, silahkan untuk diketahui. Tapi orang-orang di tingkat Negara
maju atau negara kapital yang orientasinya bisnis, maka ia sudah mulai menghargai
apa yang mereka pikirkan. Di Amerika, ada “teachers pay teachers” yang artinya
guru membayar guru. Seorang guru itu membuat file, dokumen, artikel yang
dipublikasikan agar dapat dilihat oleh semua orang. Jika orang tersebut
menginginkannya, maka ia harus membayar. Oleh karena itu, ilmu yang dimiliki
akan bermanfaat bagi orang lain. Dalam
menasehati orang lain juga ada caranya agar apa yang dikatakan itu dapat
dipahami sebagai saran untuk kebaikannya.
Naafi
Awalunita : Bagaimana cara memberikan pemahaman pure mathematics kepada para
guru yang tidak suka?
Jawaban :
Berdasarkan pertanyaan tersebut, anda menganggap bahwa orang lain adalah
obyek yang diberikan ilmu. Walaupun guru atau orang dewasa, prinsip hidup itu ketrampilan
hidup atau lifeskill, yaitu to construct, tidak sembarangan, tidak hanya
menerima ilmu. Ada tahapan dalam memahami sesuatu. Contoh : pengalaman Bapak Marsigit
saat berkunjung ke SMP Balikpapan.
Ketika pertama kali maka tidak memiliki pemahaman sama sekali atau
pemahamannya masih nol, setelah diberi tahu oleh seseorang tentang keadaan dari
sekolah tersebut maka pemahamannya bertambah. Selanjutnya sampai di sekolah,
beliau berkeliling untuk mengadakan observasi sehingga pemahaman terus
bertambah. Sebagai pembelajar, kita harus aktif memahaminya, bukan hanya
diberi. Dalam memahami sesuatu itu membutuhkan waktu, kita membangun
pengetahuan sendiri, harus memiliki keinginan yang besar untuk mau belajar.
Felisitas
Sayekti P. : Apa yang menyebabkan krisis multidimensi di Indonesia?
Jawaban :
Krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia itu penyebabnya adalah
guru. Perilaku guru yang seperti telah disebutkan di atas, bahwa tidak belajar
secara alami dan kehilangan intuisinya sehingga ngawur dan melanggar
peraturan-peraturan yang ada.
Siti
Subekti : Apa yang dimaksud dengan hermenitika?
Jawaban :
Hermenitika artinya menerjemahkan dan
diterjemahkan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Belajar matematika
juga merupakan hermenitika, yaitu sebagai guru, kita memfasilitasi atau
membantu agar siswa mampu bersilaturahmi dengan matematika.
Rudy
Prasetya : Bagaimana melawan kemalasan?
Jawaban :
Gemuk itu godaannya ingin tidur, sehingga membuat malas. Berfilsafat itu
membuat badan menjadi kurus, karena mengerti bisa menyebabkan tidak bahagia.
Contoh : mengerti kalau selingkuh
Aries
Saputra : Apa beda khayalan dan cita-cita?
Jawaban :
Khayalan itu cita-cita, tapi cita-cita belum tentu khayalan. Cita-cita
itu khayalan yang punya alasan dan latar belakang. Misal : dasarnya adlah orang
tua. Jika orangtuanya seorang guru, maka ia mempunyai cita-cita menjadi seorang
guru. Selain itu, cita-cita merupakan berkhayal yang terstruktur dan khayalan
yang bisa dipertanggung jawabkan. Kalau berkhayal itu terputus-putus.
Siti
Zaenab : Apa hakekat sombong?
Jawaban :
Sombong
itu pengertiannya bertingkat-tingkat, dari orang awam hingga spiritual. Jika
spiritual, maka pengertiang sombong itu dapat diketahui dengan mempelajari
setan. Sombong dapat dimengerti tanpa didefinisikan karena itu menggunakan
intuisi.
0 comments:
Post a Comment