topbella

Monday 3 December 2012

Makna Mitos dalam Kehidupan


Oleh :
Rina Susilowati (09301241050)

Ini merupakan refleksi dari perkuliahan filsafat pada hari Senin, 26 November 2012. Setiap mempelajari suatu ilmu itu harus merefleksikannya untuk dapat mengetahui kemampuan yang telah dimilki dan mampu membangun pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik. Seperti halnya dengan berfilsafat, dimana kita melakukan refleksi. Selain itu, berfilsafat itu berinteraksi atau bertransformir antara dunia makro dan mikro. Dunia makro yaitu dunia keseluruhan atau universal, sedangkan dunia mikro itu diri sendiri.
Orang Yunani pada zaman dahulu berusaha untuk membongkar mitos-mitos yang ada dalam masayarakat. Hal ini sebenarnya juga terjadi pada diri kita sebagai orang dewasa, tapi terkait ruang dan waktu, yaitu dimana, kapan, bagaimana dan untuk apa. Seperti halnya anak kecil yang belajar sesuatu dari mitos. Mitos disini dalam arti bahwa kita tidak mengerti maknanya tetapi melakukannya. Contoh: siswa yang mempelajari pythagoras, mereka hanya mempelajari materi tersebut, mencatat setiap rumus yang ada dan tidak mengerti maknanya. Maka dalam hal ini para siswa hanya mempelajarinya dengan mitos, sehingga pengetahuan tersebut tidak akan bermakna. Orang tua juga memerlukan  mitos. Contohnya seberapa jauh shalat itu disebut mitos, yaitu ketika kita tidak tahu maknanya, tetapi tetap melakukannya, hanya sekedar ikut-ikutan. Padahal kita harus mengerti bahwa beribadah itu adalah menjalankan perintah-Nya.
Kita juga mempunyai banyak mitos, tidak hanya orang Yunani. Contoh mitos yang ada dalam masyarakat ialah adanya Nyi Roro Kidul di laut selatan. Jika kita akan pergi ke pantai, tidak boleh memakain baju yang berwarna hijau pupus, sebab itu merupakan warna favoritnya, sehingga akan tenggelam terbawa ombak laut selatan tersebut. Kita boleh saja percaya atau tidak terhadap mitos tersebut. Kadang kala mitos tersebut sangatlah kuat, hingga kita tidak berani untuk memikirkannya, apalagi melakukannya. Masih banyak mitos yang berkembang dalam masyarakat kita. Hal-hal ini berkaitan erat dengan hal yang ghaib. Contohnya adalah ketika kita berada dalam kuburan, maka kita dituntut untuk sopan santun terhadap keadaan, tidak boleh sembarangan.
Dalam perkuliahan ini juga, bapak Marsigit menceritakan pengalamannya tentang mitos-mitos yang dialami dalam hidupnya. Pada saat beliau hendak mendaftar di STAN, sebelum berangkat ke Jakarta, dibawakan sesuatu dari orang pintar yang dipercaya akan memberikan keberuntungan sehingga pasti diterima. Barang tersebut dipakai di bagian dada sebelah kiri dan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Dalam perjalanan di kereta api, tanpa disadari telah melanggar salah satu syarat itu. Setelah selesai tes, pada malam hari diikuti oleh kuntilanak karena ingin menguji apa yang dibawa itu. Singkat cerita, akhirnya beliau tidak diterima, mungkin bisa karena telah melanggar syarat atau apa karena mitos itu memang antara dipercaya dan tidak. Selain itu, beliau pernah diramalkan oleh seorang pastur bahwa kelak akan menjadi seorang professor. Dan hal itu terjadi sekarang, dimana beliau telah memperoleh gelar tersebut. Ramalan juga merupakan mitos.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa cerita ialah bahwa hal yang ghaib itu ada. Setinggi-tingginya pikiran manusia tidak akan mungkin memecahkan hal yang ghaib, hanya dapat dipecahkan dengan keyakinan pada diri. Apa yang terjadi adalah yang terbaik buat kita, termasuk kegagalan dan kesuksesan. Kegagalan merupakan suatu keberhasilan yang tertunda. Melalui penjabaran dalam elegy-elegi juga dapat disimpulkan bahwa tiada sekecil zarahpun, tiada setitik yang ada pun yang tidak berada buat kita, dan tiada hal sedikitpun yang bukan karunia. Hal tersebut meliputi yang ada dan mungkin ada. 

1 comments:

Unknown said...

terima kasih, sangat bermanfaat

Post a Comment

Entri Populer

About Me

My Photo
Rina Susilowati
purple girl........
View my complete profile